Sabtu, 16 April 2011

sel tumbuhan dan hewan

                        SEL TUMBUHAN DAN SEL HEWAN
Makalah
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Biologi Umum
Dosen Pengampu: Nur Hayati, M.Si








Disusun oleh:
Muh. Khabib (103711033)



FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
SEL TUMBUHAN DAN SEL HEWAN

I.                   PENDAHULUAN
      Sel adalah unit terkecil dalam organisme hidup, baik dalam dunia tumbuhan maupun hewan.[1]Di dalam tubuh hewan atau tumbuhan tersusun atas beribu-ribu sel. Tidak akan ada manusia maupun hewan di dunia ini tanpa adanya sel penyusun. Karena sel adalah komponen terpenting penyusun tubuh. Dalam makalah ini akan dibahas teori biogenesis, abiogenesis, definisi sel dan teori sel, organel-organel sel serta perbedaan antara sel tumbuhan dengan sel hewan.
II.                RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana Teori Biogenesis dan Abiogenesis?
2.      Bagaimana definisi sel dan teori sel?
3.      Apa saja organel-organel pada sel?
4.      Apa saja perbedaan antara sel tumbuhan dan sel hewan?
III.             PEMBAHASAN
1.      Teori Biogenesis dan Abiogenesis
Teori Abiogenesis
Teori Abiogenesis terjadi begitu saja atau secara spontan. Oleh sebab itu, paham atau teori abiogenesis ini disebut juga paham generation spontaneae. Jadi, kalau pengertian abiogenesis dan generation spontaneae kita gabungkan, maka pendapat paham tersebut adalah makhluk hidup yang pertama kali di bumi tersebut dari benda mati / tak hidup yang terjadinya secara spontan, misalnya :
1. ikan dan katak berasal dari Lumpur.
2. Cacing berasal dari tanah, dan
3. Belatung berasal dari daging yang membusuk. [2]
Pencetus teori ini yaitu Aristoteles dan Nedham. Pecobaan Aristoteles, tanah direndam air akan muncul cacing. Percobaan Nedham merebus kaldu dalam wadah selama beberapa menit, setelah itu wadah ditutup menggunakan gabus. Setelah beberapa hari terdapat bakteri dalam kaldu tersebut. Nedham berpendapat bahwa bakteri berasal dari kaldu.
Teori Biogenesis
Teori ini menyatakan bahwa mahkluk hidup berasal dari mahkluk hidup. Tokoh pencetus teori ini yaitu sebagai berikut
A. Francesco Redi
Kesimpulan percobaan Francesco Redi yaitu bahwa larva bukan berasal dari daging tetapi berasal dari telur lalat yang terdapat dal;am daging dan menetas menjadi larva,.
http://htmlimg2.scribdassets.com/8ebs2yposgrj3ph/images/2-a07f69d15b/000.jpg
B. Percobaan Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799)
Spallanzani menyangsikan kebenaran paham abiogenesis. Oleh karena itu, dia mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi, tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna. Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu. Adapun percoban yang yang dilakukan Spallanzani selengkapnya adalah sebagai berikut:
Labu I : diisi air 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15oC selama beberapa menit dan dibiarkan tetap terbuka.
Labu II : diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat-rapat dengan sumbat gabus. Pada daerah pertemuan antara gabus dengan mulut labu diolesi paraffin cair agar rapat benar. Selanjutnya, labu dipanaskan.selanjutnya, labu I dan II didinginkan. Setelah dingin keduanya diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang. Setelah lebih kurang satu minggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan air kaldu pada kedua labu tersebut. [3]
Hasil percobaannya adalah sebagai berikut :
Labu I : air kaldu mengalami perubahan, yaitu airnya menjadi bertambah keruh dan baunya menjadi tidak enak. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I ini banyak mengandung mikroba.
Labu II : air kaldu labu ini tidak mengalami perubahan, artinya tetap jernih
seperti semula, baunya juga tetap serta tidak mengandung mikroba. Tetapi, apabila
http://htmlimg2.scribdassets.com/8ebs2yposgrj3ph/images/3-03162c88ed/000.jpg
labu ini dibiarkan terbuka lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah menjadi lebih keruh serta baunya tidak enak (busuk).[4]Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan di udara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba dari udara ke dalam air kaldu tersebut.
C. Percobaan Louis Pasteur (1822-1895)
Dalam menjawab keraguannya terhadap paham abiogenesis. Pasteur melaksanakan percobaan untuk menyempurnakan percobaan Lazzaro Spallanzani. Dalam percobaannya, Pasteur menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu. Langkah-langkah percobaan Pasteur selengkapnya adalah sebagai berikut :
Langkah I : labu disi 70 cc air kaldu, kemudian ditutup rapat-rapat dengan gabus. Celah antara gabus dengan mulut labu diolesi dengan paraffin cair. Setelah itu pada gabus tersebut dipasang pipa kaca berbentuk leher angsa. Lalu, labu dipanaskan atau disterilkan.
Langkah II   : selanjutnya labu didinginkan dan diletakkan ditempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan air kaldu diamati. Ternyata air kaldu tersebut tetep jernih dan tidak mengandung mikroorganisme.
Langkah III : labu yang air kaldu didalamnya tetap jernih dimiringkan sampai air kaldu didalamnya mengalir kepermukaan pipa hingga bersentuhan dengan udara. Setelah itu labu diletakkan kembali pada tempat yang aman selama beberapa hari. Kemudian keadaan air kaldu diamati lagi. Ternyata air kaldu didalam labu meanjadi busuk dan banyak mengandung mikroorganisme.

2.      Definisi Sel dan Teori Sel
DefinisiSel
Sel merupakan satuan dasar yang menyusun organisme. Istilah celula digunakan pertama kali oleh Robert Hook pada tahun 1665. Hook menggunakan istilah tersebut unutk member nama pada  ruang yang dibatasi oleh dinding yang dilihatnya pada gabus, kelak ia mengamati bahwa sel pada jaringan tumbuhan yang lain mengandung cairan atau jus.[5]
Sel adalah unit dasar dari semua kehidupan, yang merupakan susunan paling sederhana yang menunjukkan semua sifat-sifat kehidupan paling sederhana yang menunjukkan sifat-sifat kehidupan, termasuk pengaturan, metabolisme, respon, homeostasis,pertumbuhan, dan reproduksi.
Jenis Sel Setiap organisme tersusun dari salah satu di antara dua jenis sel yang secara struktural berbeda, yakni sel prokariotik dan sel eukariotik.
Sel Prokariotik
Kata prokariotik (prokaryote) berasal dari bahasa Yunani, pro berarti “sebelum” dan karyon artinya “nukleus atau inti”. Sel prokariotik tidak memiliki nukleus. Materi genetiknya (DNA) terkonsentrasi pada suatu daerah yang disebut nukleoid, tetapi tidak ada membran yang memisahkan daerah nukleoid ini dengan bagian sel lainnya. Contoh sel prokariotik : bakteri, archaea dan algae biru.
 Sel eukariotik
 Kata Eu berarti “sebenarnya” dan karyon berarti “nukleus”. Sel eukariotik mengandung pengertian memiliki nukleus sesungguhnya yang dibungkus oleh selubung nukleus. Contoh sel eukariotik : protista, fungi, sel tumbuhan dan sel hewan. Sel eukariotik mempunyai ukuran dan bentuk yang berbeda tergantung dari fungsi sel, tegangan permukaan membran sel, viskositas sitoplasma, rigiditas membran plasma dan pengaruh mekanis dari sekitarnya.[6]
Teori Sel
Sejarah ditemukannya teori tentang sel diawali penemuan mikroskop yang menjadi sarana untuk mempermudah melihat struktur sel. Berbagai penelitian para ahli biologi, antara lain seperti berikut
1.      Robert Hooke (1635-1703)
Ia mencoba melihat struktur sel pada sayatan gabus di bawah mikroskop. Dari hasil pengamatannya diketahui terlihat rongga-rongga yang dibatasi oleh dinding tebal. Jika dilihat secara keseluruhan, strukturnya mirip sarang lebah. Satuan terkecil dari rongga tersebut dinamakan sel.[7]
2.      Schleiden (1804-1881) dan T. Schwann (1810-1882)
Mereka mengamati sel-sel jaringan hewan dan tumbuhan. Schleiden mengadakan penelitian terhadap tumbuhan. Setelah mengamati tubuh tumbuhan, ia menemukan bahwa banyak sel yang menyusun tubuh tumbuhan. Akhirnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tumbuhan adalah sel. Schwann melakukan penelitian terhadap hewan.
Ternyata dalam pengamatannya tersebut ia melihat bahwa tubuh hewan juga tersusun dari banyak sel. Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tubuh hewan adalah sel.
Dari dua penelitian tersebut keduanya menyimpulkan bahwa sel merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup.
3.      Robert Brown
Pada tahun 1831, Brown mengamati struktur sel pada jaringan tanaman anggrek dan melihat benda kecil yang terapung-apung dalam sel yang kemudian diberi nama inti sel atau nukleus. Berdasarkan analisanya diketahui bahwa inti sel selalu terdapat dalam sel hidup dan kehadiran inti sel itu sangat penting, yaitu untuk mengatur segala proses yang terjadi di dalam sel.
4.      Felix Durjadin dan Johannes Purkinye
Pada tahun 1835, setelah mengamati struktur sel, Felix Durjadin dan Johannes Purkinye melihat ada cairan dalam sel, kemudian cairan itu diberinya nama protoplasma.
5.      Max Schultze (1825-1874)
Ia menegaskan bahwa protoplasma merupakan dasar-dasar fisik kehidupan. Protoplasma merupakan tempat terjadinya proses hidup.
Dari pendapat beberapa ahli biologi tersebut akhirnya melahirkan beberapa teori sel antara lain:
a. sel merupakan unit struktural makhluk hidup.
b. sel merupakan unit fungsional makhluk hidup.
c. sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup.
   d. sel merupakan unit hereditas.
Beberapa teori sel itu menunjukkan betapa pentingnya peranan sel karena hampir semua proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup dipengaruhi oleh sel.[8]
3.      Organel-Organel Sel
a.    Mitokondria
Organel ini mempunyai dua lapis dinding, bagian dalam dan bagian luar. Lapisan dinding dalam melipat-lipat ke dalam dan membentuk sekat yang disebut krista. Keadaan melipat itu mengakibatkan lapisan dinding menjadi lebih luas. Isi mitokondria disebut matriks yang kaya akan enzim dan didalamnya terdapat pula DNA. Pada umumnya fungsi mitokondria adalah mengoksidasi senyawa antara, misalanya asetil Ko-A menjadi CO2 dan air.[9]
Bentuk mitokondria bervariasi dari berbentuk seperti granula sampai memanjang, tetapi pada umumnya berbentuk jorong. Letak mitokondria pada umumnya tersebar dalam plasma sel.  tetapi ada pula yang letaknya menurut pola tertentu. Mitokondria mempunyai sifat plastis, karena itu bentukya dapat berubah-ubah.
b.                   Kloroplas
Kloroplas hanya terdapat pada tumbuhan dan ganggang tertentu. Pada sel-sel tumbuhan, umumnya dijumpai dalam bentuk cakram. Kloroplas dibatasi oleh membran rangkap, di dalamnya terdapat cairan atau matriks fluida yang disebut stroma. Di dalam stroma terdapat struktur membran yang dinamakan tilakoid. Tumpukan tilakoid disebut granum dan bagian dalam tilakoid disebut lokulus. Fungsi tilakoid adalah sebagai tempat berlangsungnya reaksi terang fotosintesis, sedangkan fungsi stroma adalah tempat berlangsungnya reaksi gelap fotosintesis.[10]
c.         Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma berupa sistem membran yang sangat luas di dalam sel, berupa saluran-saluran dan tabung pipih. Membran yang menyusunnya sama dengan membran plasma, hanya lebih tipis, juga tersusun dari lipoprotein. Ada dua jenis retikulum endoplasma yaitu, retikulum endoplasma halus yang memiliki permukaan halus dikarenakan tidak adanya ribosom yang menempel dan retikulum endoplasma kasar yang memilki permukaan yang kasar karena adanya ribosom yang menempel.
d.   Aparatus Golgi
Merupakan kantong-kantong pipih-pipih dan butiran. Kantong-knatong pipih itu disebut sisternae atau sakulus. Tiap sakulus cenderung mempnyai bentuk seperti cakram. Susunan sisternae biasa disebut diktiosom. Istilah ini diabadikan untuk memberi nama badan golgi pada tumbuhan, karena lapisan-lapisan sisternaenya sangat jelas. Di sekeliling dioktosom terdapat bangunan komplek yang menyatu, berupa gelelmbung atau vesikel dan pembuluh yang saling berhubungan.
e.    Lisosom
Lisosom adalah struktur yang agak bulat yang dibatasi oleh membran tunggal. Lisosom hanya ditemukan pada sel hewan saja. Lisosom berisi enzim-enzim hidrolitik untuk memecah polisakarida, lipid, fospolipid, protein dan asam inti. Pada daerah yang sedang tumbuh lisosom berperan dalam memakan jaringan yang sudah hancur.
f.     Ribosom
Ribosom merupakan struktur yang amat kecil yang tersuspensi di dalam sitoplasma. Bentuknya agak bulat. Ada yang melekat pada bagian luar retikulum endoplasma. Pada sel-sel yang aktif dalam sintesis protein seperti sel-sel hati ribososm dapat merupakan 25% dari bobot kering sel. Jadi dapat diketahui fungsi ribosom adalah sebagai tempat untuk sintesis protein.[11]
g.    Sitoskeleton
Ketika mempelajari tentang sel, diketahui bahwa 50% volume sel terdiri dari sitososl. Sotosol ini banyak terlarut ribosom yang mensitesis protein. Sebagian protein yang berada di dalam sitososol berbentuk benang-benang halus disebut filamen. Filamen-filamen ini membentuk suatu anyaman atau jala yang memberikan kekuatan kepada sel atau keragka sel yang kemudian disebut sebagai sitoskeelet. Sitoskelet ini juga berfungsi memberi bentuk kepada sel, mengatur dan menimbulkan gerakan sitoplasma yang beruntun, dan berkaitan dalam membentuk jejaring kerja yang membantu reaksi-reaksi enzimatik.
Berdasarkan struktur dan garis tengahnya filamen-filamen tadi dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu mikrotubula, mikrofilamen, dan filamen intermedia. Ketiganya merupakan protein yang dinamis, yitu selalu terakit dan terurai.
Masing-masing komponen penyusun sitoskeleton mempunyai fungsi yang berbeda. Mikrotubula terdapat dalam susunan tunggal, jaringan dan berkas-berkas paralel memberikan kekakuan pada daerah sitoplasma, dimungkinkan juga menyebabkan elastisitas untuk penonjolan seluler. Mikrofilamen juga berbentuk tunggal, jaringan atau berkas paralel. Derajat kaitan silang antar mikrofilamen yang diatur oleh variasi ikatan aktin dengan protein, turut mengontrol viskositas sitoplasma sehingga sitoplasam akan berada dalam kondisi cair atau jel. Sedangkan filamen intermedia dalam bentuk jarinagn dan berkas berfungsi mendukung struktur sitoplasma secara tidak langsung karena filamen intermedia ini sering berasosiasi dengan mikrotubula dan mikrofilamen. Karakteristik fisik filamen intermedia menimbulkan elastisitas dan resistansi terhadap kerusakan selam peregangan sel.
Ketiga komponen utama penyusun sitoskeleton berikatan satu sama lain dalam ikatan protein yang bervariasi.[12]
h.    Inti sel
Letak nukleus pada umumnya akan dapat kita amati pada bagian tengah dari sel, tetapi ada pula inti yang letaknya di tepi sel, misalnya pada adiposit dan pada otot skelet letak ini dipengaruhi oleh aktivitas sel. Nukleus tidak dapat bergerak bebas karena terperangkap dalam jaring-jaring yang terbuat dari filamen intermedia dan mikrofilamen.
Bentuk nukleus pada umumnya ekivalen dengan bentuk sel. Sedangakan ukuran nukleous tergantung pad volume sel, jumlah AND dan protein, serta berkaitan dengan perkembangan metabolisme sel.
Di dalam nukleous sendiri terdapat anak inti atau nukleolus dan nukleoplasma. Nukleolus adalah butiran yang bersifat asam yang terletak di inti. Jumlahnya bisa 1, 2 atau 3 tergantung spesiesnya.komposisinya terdiri dari protein terutama protein fosfat, t-RNA, fosfatase, nukleotida fosforilase, DNA, dan nukleotida. Nukleoplasma merupakan substansi transparan, semi solid. Dalam nukleoplasma tersuspensi kromatin, dan nukleolus. Komposisinya tersusun dari asam nulkeat (DNA dan RNA) yang merupakan materi genetik, protein, garam-garam mineral.
i.      Vakuola
Vakuola adalah organel sitoplasmik yang berisi cairan. Dibatasi oleh membrane yang mungkin identik dengan membrane sel. Sebenarnya vakuola acap kali terbentuk karena pelipatan ke dalam dan pencubitan sepotong membrane sel. Bahan makanan atau buangan dapat ditemukan di dalam vakuola.[13]
2.              Perbedaan antara Sel Hewan dan Tumbuhan
Sel hewan
Sel hewan tidak memiliki dinding sel. Protoplasmanya hanya dilindungi oleh membran tipis yang tidak kuat. Ada beberapa sel hewan khususnya hewan bersel satu, selnya terlindungi oleh cangkok yang kuat dan keras. Cangkok tersebut umumnya tersusun atas zat kersik dan pelikel, misalnya pada Euglena dan Radiolaria.
Secara umum sel hewan tidak memiliki vakuola, ukurannya sangat kecil. Pada beberapa jenis hewan bersel satu ditemukan adanya vakuola, misalnya pada Amoeba dan Paramecium. Terdapat dua macam vakuola, yaitu: vakuola kontraktil (alat osmoregulasi) dan vakuola kontraktil (penyimpan makanan). Bagian paling besar pada sel hewan adalah nukleus.
Dalam satu sel hewan terdapat dua sentriol. Kedua sentriol ini terdapat dalam satu tempat yang disebut sentrosom. Saat pembelahan sel, tiap sentriol memisahkan diri menuju kutub yang berlawanan dan memancarkan benang-benang gelendong pembelahan yang akan menjerat kromosom.
Sel Tumbuhan
Bagian terluar dari sel tumbuhan adalah dinding sel. Dinding sel berfungsi sebagai pelindung dan penunjang. Dinding yang terbentuk pada waktu sel membelah disebut dinding primer dan setelah mengalami penebalan, berubah menjadi dinding sekunder. Dinding primer sel merupakan selaput tipis yang tersusun atas serat-serat selulosa. Serat ini amt kuat daya regangnya. Dinding sel yang kaku tersusun atas: polisakarida: hemiselulosa dan pektin. Dinding sel sekunder dimilki oleh sel-sel dewasa. Dinding sekunder memiliki kandungan selulosa lebih banyak berkisar 41-45%, juga hemiselulosa dan lignin.
Di antara dinding dua sel yang berdekatan terdapat lamela tengah, tersusun atas magnesium dan kalium pekat berupa gel. Diantara dua sel bertetangga (saling menempel) terdapat pori. Melalui pori ini dua sel dihubungkan oleh benang-benang plasma yang dikenal plasmodesmata. Dinding sel dibentuk oleh diktiosom. Bersama dengan vakuola, dinding sel berperan dalm turgiditas sel (kekakuan sel). Hal ini mengakibatkan bentuk sel tetap.
Sel tumbuhan memiliki vakuola yang lebih besar dibanding sel hewan. Vakuola sel tumbuhan bersifat menetap. Sel-sel tmbuhan yang memiliki vakuola paling besar adalah sel-sel parenkim dan kolenkim. Selain itu sel tumbuhan memiliki organel yang tidak terdapat dalam sel hewan, fungi, maupun prokariota seperti bakteri dan ganggang hijau-biru, yaitu plastida. Bentuk plastida bisa bulat, oval maupun cakram. Plastida dibedakan menjadi leukoplas, kromoplas dan kloroplas, dimana ketiganya merupakan perkembangan dari proplastida (plastida muda).[14]   

IV.             KESIMPULAN
1.      Teori Abiogenesis adalah teori yang menyatakan bahwamakhluk hidup yang pertama kali di bumi tesebut dari benda mati / tak hidup yang terjadinya secara spontan, misalnya : ikan dan katak berasal dari Lumpur.
2.      Teori Biogenesis yaitu teori yang menyatakan bahwa mahkluk hidup berasal dari mahkluk hidup.
3.      Sel merupakan satuan dasar yang menyusun organisme. Istilah celula digunakan pertama kali oleh Robert Hook pada tahun 1665.
4.      Sejarah ditemukannya teori tentang sel diawali penemuan mikroskop yang menjadi sarana untuk mempermudah melihat struktur sel.
5.      Organel-organel sel meliputi: mitokondria, kloroplas, retikulum endoplasma, aparatus golgi, lisosom, ribosom, sitoskeleton, inti sel, vakuola.
6.      Sel hewan tidak memiliki dinding sel dan vakuola, sedangkan tubuhan memilikinya.




VII.          PENUTUP
      Demikian makalah dengan judul “ Sel  Tumbuhan dan Hewan”  kami susun, semoga bermanfaat untuk semua pihak. “Tak ada gading yang tak retak” Jika ada kesalahan baik berupa ejaan maupun susunan kalimat , kami mohon maaf .  Demi perbaikan makalah kami yang selanjutnya, kami mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang bijaksana.
























DAFTAR PUSTAKA
 Fahin,A. 1995.  Anatomi Tumbuhan,edisi ketiga. Yogjakarta: Gajah Mada University Press.
Poedjiaji, Anna dan F.M. Titin supriyanti. 2005. Dasar-DasarBiokimia Edisi Revisi. Jakarta: UI Press.
          html , tanggal akse 13 April 2011




[1] Anna Poedjiaji dan F.M. Titin supriyanti, Dasar-Dasar Biokimia Edisi Revisi,(UI Press, Jakarta: 2005), hlm. 190
[5] A. Fahin, Anatomi Tumbuhan,edisi ketiga (Gajah Mada University Press, Jogjakarta: 1995 ), hlm. 17
[7] TP,  http://www.ardianrisqi.com/2010/07/teori-mengenai-sel-sejarah-perkembangan.html , tanggal akse 13 April 2011
[8] TP,  http://www.ardianrisqi.com/2010/07/teori-mengenai-sel-sejarah-perkembangan.html , tanggal akses 13 April 2011

[9] Soeharsono Martoharsono, Biokimia 1, (Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press,  2006 ), hlm. 13
9 Sumardi dkk, Biologi sel,(  Yogyakarta:Graha Ilmu, 2007), hlm. 9


[11] Sumardi dkk, Biologi sel,(  Yogyakarta:Graha Ilmu, 2007), hlm. 16-18
[12]Sumardi dkk, Biologi sel,(  Yogyakarta:Graha Ilmu, 2007),  hlm. 162-174
[13]  John W. Kimball, dkk, Biologi, Jilid 1 edisi kelima, (Erlangga, Jakarta: TTh), hlm. 110